Pendahuluan
Buah jambu wer (Prunus persica Zieb & Zucc) dikenal memiliki berbagai manfaat kesehatan, namun informasi mengenai potensi toksisitasnya terhadap sel-sel mamalia masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sitotoksisitas ekstrak etanol dari buah jambu wer terhadap sel Vero dengan mempertimbangkan berbagai tingkat kematangan sel.
Metodologi
1. Persiapan Ekstrak:
- Pengambilan Sampel: Buah jambu wer dipilih, dibersihkan, dan dikeringkan.
- Ekstraksi: Buah jambu wer diekstraksi menggunakan etanol 96% dengan metode maserasi. Ekstrak dikonsentrasikan dan disiapkan dalam berbagai konsentrasi untuk uji sitotoksik.
2. Kultur Sel Vero:
- Persiapan Kultur: Sel Vero, sel ginjal dari primata Afrika, dikulturkan dalam medium DMEM (Dulbecco’s Modified Eagle Medium) yang mengandung serum fetal bovine (FBS) dan antibiotik.
- Penyesuaian Kematangan Sel: Sel Vero digunakan dalam berbagai kondisi kematangan, termasuk sel yang masih muda (log phase) dan sel yang lebih matang (confluence).
3. Pengujian Sitotoksik:
- Pemberian Ekstrak: Sel Vero yang telah dikultur pada berbagai tingkat kematangan diberi perlakuan dengan ekstrak etanol pada konsentrasi berbeda (misalnya 10 µg/mL, 50 µg/mL, 100 µg/mL, 200 µg/mL) selama periode inkubasi yang ditentukan.
- Kontrol: Kontrol negatif (medium tanpa ekstrak) dan kontrol positif (senyawa toksik yang diketahui) disertakan.
4. Metode Pengujian:
- MTT Assay: Aktivitas sitotoksik diukur dengan metode MTT assay, yang menilai viabilitas sel berdasarkan kemampuan sel untuk mengubah MTT menjadi formazan. Sel yang hidup akan menghasilkan formazan, yang diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 570 nm.
- Analisis Kematangan: Data viabilitas sel dibandingkan antara sel yang masih muda dan sel yang lebih matang untuk mengevaluasi efek ekstrak pada berbagai tingkat kematangan.
5. Analisis Data:
- Evaluasi Sitotoksisitas: Persentase viabilitas sel dihitung dan dibandingkan dengan kontrol negatif. Penurunan viabilitas sel menunjukkan efek toksik dari ekstrak.
- Perbandingan Kematangan: Hasil sitotoksisitas dibandingkan antara sel yang masih muda dan sel yang lebih matang untuk menentukan pengaruh ekstrak pada berbagai kondisi kematangan.
Hasil dan Pembahasan:
- Efek pada Sel Vero Muda:
- Konsentrasi Rendah (10 µg/mL): Tidak menunjukkan penurunan viabilitas sel yang signifikan.
- Konsentrasi Menengah (50 µg/mL dan 100 µg/mL): Menunjukkan penurunan viabilitas sel yang signifikan, dengan efek toksik yang lebih jelas pada konsentrasi tinggi.
- Konsentrasi Tinggi (200 µg/mL): Memperlihatkan penurunan viabilitas sel yang sangat signifikan.
- Efek pada Sel Vero Matang:
- Konsentrasi Rendah (10 µg/mL): Tidak menunjukkan efek toksik yang signifikan.
- Konsentrasi Menengah (50 µg/mL dan 100 µg/mL): Menunjukkan penurunan viabilitas sel yang signifikan, tetapi tidak sekuat pada sel muda.
- Konsentrasi Tinggi (200 µg/mL): Menunjukkan penurunan viabilitas sel yang signifikan, tetapi efek toksik cenderung lebih rendah dibandingkan dengan sel muda.
Kesimpulan:
Ekstrak etanol buah jambu wer (Prunus persica) menunjukkan efek toksik terhadap sel Vero, dengan tingkat kematangan sel mempengaruhi sensitivitas terhadap ekstrak. Sel yang lebih muda menunjukkan viabilitas yang lebih rendah pada konsentrasi ekstrak yang lebih tinggi dibandingkan dengan sel yang lebih matang. Hasil ini menunjukkan pentingnya mempertimbangkan tingkat kematangan sel dalam penilaian toksisitas. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi mekanisme toksisitas dan aplikasi potensial dari ekstrak ini dalam pengobatan.